Multi Supranatural Of Java

Estineng Cipto Marganing Mulyo

Sabtu, 02 Juli 2011

Ratu Adil dan Satrio Piningit

Banyak tulisan-tulisan di internet yang menyamaratakan antara Ratu Adil dan Satrio Piningit. Satu orang menulis: "Satrio Piningit (Ratu Adil)" maka orang lain menulis seperti itu tanpa tahu duduk persoalannya. Dibandingkan isu Ratu Adil, isu Satrio Piningit tergolong baru. Isu Satrio Piningit populer dan dibicarakan dimana-mana sekitar tahun 1998.

Pengalaman saya mengatakan bahwa Ratu Adil dan Satrio Piningit adalah dua sosok yang berbeda, tetapi bukan berarti keduanya tidak memiliki hubungan sama sekali. Seorang budayawan dan rohaniwan yang mengangkat topik Ratu Adil dalam disertasinya tidak memahami apa arti satrio piningit yang sebenarnya.
Berikut ini saya kutipkan tulisan Sindhunata yang berjudul Kera Sakti dalam kumpulan karyanya yang berjudul Bayang-bayang Ratu Adil diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama (GPU) tahun 1999. Dalam artikel tersebut dikatakan: "Bersama kawan-kawannya, Marwoto baru mementaskan lakon ketoprak Kera Sakti Satria Piningit. Satria Piningit sedang diramalkan dan dibicarakan di mana-mana. Tapi tak pernah jelas, siapa itu Satria Piningit. Apakah ia ada dan akan datang, juga masih tanda tanya. Kegemaran kita untuk berkasak-kusuk tentang Satria Piningit yang tidak jelas itu adalah bukti, bahwa kita ini adalah bangsa yang gemar akan politik yang tidak jelas dan penuh
teka-teki" (hlm 193).

Kutipan di atas jelas-jelas menunjukkan sesorang yang mendalami tradisi Ratu Adil dalam disertasinya pun tidak tahu apa itu Satrio Piningit. Ini juga menunjukkan isu Satrio Piningit tidak setua isu Ratu Adil.

Ada beberapa buku yang secara khusus membicarakan isu Satrio Piningit. Dua di antaranya adalah karya Kusumo Lelono (KL) terbitan GPU dan karya D Soesetro & Zein Al Arief (D&Z) terbitan Penerbit Media Pressindo Yogyakarta. Keduanya terbit tahun 1999. Dalam buku KL di bawah judul Satrio Piningit ditambahkan keterangan 25 Sandi Gaib Mengenai Pemimpin Bangsa, Para Tokoh, Partai, dan Situasi Sosial Politik Indonesia. Sementara dalm buku karya D&Z diberi judul tambahn: Sosok Misterius yang akan membawa Indonesia keluar dari Krisis.

Keduanya banyak membahs isu satrio piningit meskipun memiliki pendekatan berbeda. Karya KL berisi sandi gaib berdasarkan pendekatan spiritual KL sebagaiman ditulis dalam pengantar (hlm xx). Sementara karya D&Z menggunakan pendekatan studi pustaka khususnya tabloid dan majalah yang marak mengangkat isu SatrioPiningit di tahun 1998.

Memang dalam kedua buku itu istilah satrio piningit dikaitan dengan Ratu Adil. Dalam pengantarnya di hlm xii-xiii, KL mengatakan: "Zaman Kalasuba bertepatan dengan munculnya seorang penyelamat berjulukan Sultan Herucakara atau disebut juga Satrio Piningit. Dalam Ramalan Jayabaya tokoh ini dilambangkan sebagai Tunjung Putih Semune Pudak Sinumpet". Sementara itu dalam karya D&Z dikatakan: "Zaman Edan muncul pada tahap sejarah tertentu baru berakhir jika sudah muncul Ratu Adil atau Satrio Piningit untuk memulihkan situasi" (hlm 10).

Mungkin karena kutipan itu lalu orang menyamaratakan satrio piningit dengan Ratu Adil. Pengalaman saya mengatakn keduanya memang memiliki kemiripan tetapi tidak sama. Istilah piningit dalam satrio piningit memang berarti tersembunyi atau disembunyikan, tetapi bisa juga berarti belum dikenal. Airlangga (1021-1042M) dan kisah Damrwulan bisa mengilustrasikan makna Satrio Piningit. Seorang satrio piningit tidak harus muncul sebagai Ratu Adil tetapi tidak berarti bertentangan dengan Ratu Adil. Dalam pengalaman saya seperti yang telah saya ceritakan dalam postingan terdahulu (Wahyu Keprabon) muncul sebagai raja mataram. Mungkin bagi banyak orang itu aneh, tetapi bagi saya tidak. Persoalannya adalah karena tiak bnyak yang tahu bahwa bumi Mataram pernah dikuasa oleh orang asing yang tidak tahu makna mataram.

Orang yang memahami makna mataram, tindakannya bisa selaras dengan kehendak Ratu Adil yang membela keadilan dan kesejahteraan publik bagi rakyat. Meskipun saya meyakini bahwa saya adalah satrio piningit, saya tidak akan mengaku sebagai Ratu Adil karena yang pantas menjadi Ratu Adil adalah Tuhan sendiri. Tetapi itu bukan berarti saya bertentangan dengan Ratu Adil. Saya telah memahami pantangan-pantangan apa yang harus saya jalani yang ditetapkan Tuhan. Hal ini adalah salah satu bentuk asketisme.

Kalau ada seseorang mengaku sebagai Satrio Piningit tetapi tidak menjalani pantangan-pantangan tertentu, ia bukan Satrio Piningit yang ditunggu banyak orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar