Multi Supranatural Of Java

Estineng Cipto Marganing Mulyo

Kamis, 26 Mei 2011

Sungai Bengawan Solo


Sungai Bengawan Solo memilki banyak sejarah yang dap
at menarik perhatian banyak orang, terutama dengan panjangnya yang mencapai 548,53 km. Sungai ini menyusuri dua provinsi, yaitu provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sungai ini sering dijadikan oleh para wisatawan sebagai salah satu tujuan objek wisatanya. Mulai dari mengarung menggunakan perahu getek bambu seperti kisah sejarah yang dilakukan oleh Joko Tingkir pada jaman dahulu. Sungai ini melewati beberapa ibu kota yaitu Wonogiri, Pacitan, Sukoharjo, Klaten, Solo, Ngawi, Blora, Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan berakhir muara di Gresik.

Menurut sejarah jaman dulu, Bengawan Solo bermuara di wilayah Gunung Kidul, tepatnya di tepi pantai Sadeng. Namun karena pergeseran bumi yang mengakibatkan pulau Jawa terangkat dan  aliran dari bengawan Solo berbelok ke arah utara. Bukti tersebut masih ada di Gunung Kidul walaupun sekarang menjadi daerah batuan kapur. Bengawan Solo merupakan sumber kehidupan yang sangat penting. Terbukti di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo banyak sekali ditemui situs-situs hasil peninggalan purbakala seperti penemuan fosil manusia purba. Diantaranya di temukan di daerah desa Trinil, kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sangiran dan Ngandong Surakarta Jawa Tengah. Dan sekarang di daerah Sragen karisidenan Surakarta terdapat museum peninggalan jaman prasejarah Sangiran.
Getek di Bengawan Solo

Sungai Bengawan Solo juga semakin terkenal dengan adanya lagu berjudul "Bengawan Solo", karya Gesang. Para wisatawan dapat menikmati keindahan sungai Sengawan Solo, dengan menyewa perahu getek yang di sewakan oleh warga sekitar yang biasa digunakan untuk menjala ikan. Tarifnya pun tentu disesuaikan dengan jarak tempuh. Dengan menaiki perahu getek kita dapat melihat tebing-tebing yang indah disisi-sisi sungai, dan pepohonan yang rimbun di daerah hutan yang masih belum begitu terjamah tangan manusia, sekaligus kita dapat merasakan kisah sejarah Joko Tingkir yang bergelar raja Hadi Wijaya yang merupakan pendiri sekaligus raja pertama kerajaan Pajang. Setiap awal tahun kita juga dapat menikmati kebudayaan Solo yang masih terjaga yaitu Larung Getek Joko Tingkir.

Wisatawan tidak dipungut biaya untuk menyaksikan tradisi ini. Akses transportasinya pun sangat mudah. Dan wisata ini juga tidak jauh dari wisata lain yaitu taman satwa Taru Jurug.
Welcome to Solo kota budaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar