Jika berkunjung kecandi Prambanan jangan lupa memperhatikan arca Roro Jonggrang yang berada di kompleks candi kebanggaan masyarakat Jawa Tengah ini. Konon, arca yang diam membisu itu menyimpan kekuatan magis. Bila bulan purnama tiba, patung tersebut akan memancarkan sinar kemerah-merahan. Benarkah?
Pelataran kompleks candi Prambanan sejak jaman dulu dikenal sangat indah saat bulan purnama menaungi dengan cahaya malamnya. Saat itulah waktu paling tepat bagi para lelaku untuk menggelar ritual baik di pelataran maupun di beberapa gugusan candi yang dia anggap paling cocok untuk tempat ngalab. Paling banyak didatangi masyarakat pada malam terang itu, biasanya gugusan yang ada di dekat arca Roro Jonggrang.
Di sini keajaiban alam akan terjadi. Tanpa sebab yang pasti, setiap kali arca Roro Jonggrang disinari bulan purnama akan mengeluarkan cahaya kemerah-merahan yang dipercaya sebagai pancaran aura. Setiap saat perjaka atau gadis yang belum menikah akan memburu sinar tersebut untuk mendapatkan tuahnya. Konon, aura arca ampuh membikin bujang gampang mendapatkan jodoh.
Saat itulah terlihat sekumpulan orang akan melakukan ritual agar mendapatkan jodoh. Kepercayaan yang sudah berlaku sejak dulu itu, meski sulit dinalar tapi kenyataan pengunjung yang pernah melakukan ritual banyak yang mengaku berhasil mendapatkan jodoh seperti yang dia idamkan.
Patung Roro Jonggrang atau disebut pula dengan Arca Durga Mahishasuramardini ini
berkaitan erat dengan legenda Bandung Bondowoso. Sebagaimana diceritakan dalam kisah Bandung Bondowoso, terciptanya candi Prambanan lengkap dengan arca Roro Jonggrang itu diawali kisah putri dari Prabu Boko yang bernama Roro Jonggrang akan dipersunting oleh seorang pemuda yang gagah, ganteng dan sakti mandraguna.
Akan tetapi perilaku pemuda yang congkak dan sombong itu, kurang berkenan di hati Roro Jonggarang sehingga dengan berbagai pertimbangan lamaran tersebut dia tolak. Cuma dilakukan secara halus, yakni dengan meminta agar Bandung Bondowoso menciptakan seribu candi dalam semalam. Tentu permintaan yang tidak masuk akal. Cuma Bandung tidak gampang menyerah, dia berani mencoba membuktikan tanda cintanya itu dengan membuatkan seribu candi.
Dengan kesaktian yang dimiliki dan mengerahkan makhluk gaib, Bandung mulai membuat candi. Ternyata, sebelum pagi pekerjaan Bandung nyaris selesai.
Keadaan tersebut menimbulkan kepanikan pada diri Roro Jonggrang. Lalu ia memerintahkan kepada para abdi dalem (pembantunya) agar menabuh lesung (tempat menumbuk padi).
Mendengar bunyi lesung bertalu-talu, disambung dengan bunyi kokok ayam bersahutan membuat para lelembut yang membantu prosesi pembuatan candi ketakutan. Mereka menyangka pagi telah tiba, dan sekaligus menghentikan pekerjaannya. Ternyata, tatkala ‘pagi’ buatan itu tiba patung yang dibuat oleh Bandung tinggal satu lagi. Dan, itu pun tidak sanggup diselesaikan.
Bandung Bondowoso sadar jika semua itu merupakan tipu daya yang dilakukan oleh Roro Jonggrang. Dengan segala kesaktiannya ia mengutuk Roro Jonggrang sehingga putri cantik itu menjadi patung untuk melengkapi seribu candi yang dibuatnya. Bagi warga sekitar candi Prambanan, patung Roro Jonggrang memiliki arti khusus. Selain memiliki aura mempercepat jodoh, juga letaknya yang sangat menonjol.
Merupakan acar putri satu-satunya yang ada di dalam kompleks candi, dan juga berada di tengah pelataran. Konon, tepat saat bulan purnama tiba patung tersebut tidak saja mengeluarkan auranya namun juga terlihat sangat cantik. Karena itu, banyak warga terutama kaum perempuan yang mendatanginya untuk mengadakan ritual khusus mendapatkan aura dari putri Prabu Boko.
Bahkan tidak jarang, ada pula pasangan suami istri yang datang ke tempat ini agar mendapatkan keturunan. Seperti halnya pendapat umum warga setempat mengatakan, persoalan enteng jodoh dan mendapat keturunan itu tergantung kehendak Tuhan. Jadi tidak ada salahnya melakukan ikhtiar dengan mendatangi arca Roro Jonggrang yang konon memiliki kelebihan tersebut. (ais)
Pelataran kompleks candi Prambanan sejak jaman dulu dikenal sangat indah saat bulan purnama menaungi dengan cahaya malamnya. Saat itulah waktu paling tepat bagi para lelaku untuk menggelar ritual baik di pelataran maupun di beberapa gugusan candi yang dia anggap paling cocok untuk tempat ngalab. Paling banyak didatangi masyarakat pada malam terang itu, biasanya gugusan yang ada di dekat arca Roro Jonggrang.
Di sini keajaiban alam akan terjadi. Tanpa sebab yang pasti, setiap kali arca Roro Jonggrang disinari bulan purnama akan mengeluarkan cahaya kemerah-merahan yang dipercaya sebagai pancaran aura. Setiap saat perjaka atau gadis yang belum menikah akan memburu sinar tersebut untuk mendapatkan tuahnya. Konon, aura arca ampuh membikin bujang gampang mendapatkan jodoh.
Saat itulah terlihat sekumpulan orang akan melakukan ritual agar mendapatkan jodoh. Kepercayaan yang sudah berlaku sejak dulu itu, meski sulit dinalar tapi kenyataan pengunjung yang pernah melakukan ritual banyak yang mengaku berhasil mendapatkan jodoh seperti yang dia idamkan.
Patung Roro Jonggrang atau disebut pula dengan Arca Durga Mahishasuramardini ini
berkaitan erat dengan legenda Bandung Bondowoso. Sebagaimana diceritakan dalam kisah Bandung Bondowoso, terciptanya candi Prambanan lengkap dengan arca Roro Jonggrang itu diawali kisah putri dari Prabu Boko yang bernama Roro Jonggrang akan dipersunting oleh seorang pemuda yang gagah, ganteng dan sakti mandraguna.
Akan tetapi perilaku pemuda yang congkak dan sombong itu, kurang berkenan di hati Roro Jonggarang sehingga dengan berbagai pertimbangan lamaran tersebut dia tolak. Cuma dilakukan secara halus, yakni dengan meminta agar Bandung Bondowoso menciptakan seribu candi dalam semalam. Tentu permintaan yang tidak masuk akal. Cuma Bandung tidak gampang menyerah, dia berani mencoba membuktikan tanda cintanya itu dengan membuatkan seribu candi.
Dengan kesaktian yang dimiliki dan mengerahkan makhluk gaib, Bandung mulai membuat candi. Ternyata, sebelum pagi pekerjaan Bandung nyaris selesai.
Keadaan tersebut menimbulkan kepanikan pada diri Roro Jonggrang. Lalu ia memerintahkan kepada para abdi dalem (pembantunya) agar menabuh lesung (tempat menumbuk padi).
Mendengar bunyi lesung bertalu-talu, disambung dengan bunyi kokok ayam bersahutan membuat para lelembut yang membantu prosesi pembuatan candi ketakutan. Mereka menyangka pagi telah tiba, dan sekaligus menghentikan pekerjaannya. Ternyata, tatkala ‘pagi’ buatan itu tiba patung yang dibuat oleh Bandung tinggal satu lagi. Dan, itu pun tidak sanggup diselesaikan.
Bandung Bondowoso sadar jika semua itu merupakan tipu daya yang dilakukan oleh Roro Jonggrang. Dengan segala kesaktiannya ia mengutuk Roro Jonggrang sehingga putri cantik itu menjadi patung untuk melengkapi seribu candi yang dibuatnya. Bagi warga sekitar candi Prambanan, patung Roro Jonggrang memiliki arti khusus. Selain memiliki aura mempercepat jodoh, juga letaknya yang sangat menonjol.
Merupakan acar putri satu-satunya yang ada di dalam kompleks candi, dan juga berada di tengah pelataran. Konon, tepat saat bulan purnama tiba patung tersebut tidak saja mengeluarkan auranya namun juga terlihat sangat cantik. Karena itu, banyak warga terutama kaum perempuan yang mendatanginya untuk mengadakan ritual khusus mendapatkan aura dari putri Prabu Boko.
Bahkan tidak jarang, ada pula pasangan suami istri yang datang ke tempat ini agar mendapatkan keturunan. Seperti halnya pendapat umum warga setempat mengatakan, persoalan enteng jodoh dan mendapat keturunan itu tergantung kehendak Tuhan. Jadi tidak ada salahnya melakukan ikhtiar dengan mendatangi arca Roro Jonggrang yang konon memiliki kelebihan tersebut. (ais)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar