Sebuah Desa Yang Menyimpan Sejarah Pembentukan Hukum Adat Larvul Ngabal
Elaar adalah sebuah desa di pesisir timur Pulau Kei Kecil yang nenek moyangnya diasal usulkan (utin kain) dari pulau Seram, Luang Sermata, dan Luang Maubes. Desa ini bernama Desa Ohoilim yang terdiri dari lima marga bsar, yakni Marga Oat, Renngifur, Renoat, Fodubun, dan Labet-Umad. Kelima marga ini berasal dari Tiga marga besar (loo I tel atau tiga mata rumah) yaitu mata rumah penduduk asli yaitu mata rumah yang berasal dari keturunan Ngurkud oat, yang menurunkan Marga Oat dan Renngifur, mata rumah pendatang dari Luang yakni Turunan Faliw dari Luang Sermata yang menurunkan Marga Renoat, Wuaha Sobyar dari Maubes yang menurunkan Marga Fodubun, dan mata rumah pendatang dari Seram Gorom yakni Yamlim serta seorang adik lelaki yang menurunkan Labet dan Umad. Kedua marga inilah yang akhirnya menurunkan turunan terbesar di Desa Elaar yang bermarga Labetubun dan Madubun.
Penguasa daerah ini disebut Jingraw I adalah Ngurkud Oat dengan Womanya adalah Kot El, Lodar El (gerbang pemerintahan dan pusat perkawinan). Ketika Yamlim dan adiknya pertama dating, mereka menggunakan sebuah kulit siput besar dengan perbekalannya adalah sagu. Sampai di tepi pantai mereka melihat ada sungai kecil yang mengalir ke laut, maka mereka masuk dengan menyusuri sungai tersebut sampai kehulunya. Di hulu sungai inilah mereka berdiam di sebuah goa kecil dan menanam beberapa anakan pohon sagu untuk menjaga sumber air di sekitar hulu sungai. Sungai tersebut diberi nama sungai Yamlim dan Goa kecil tersebut sebagai Goa Yamlim, dipenuhi dengan tanaman sagu sebagai makanan pokok kedua setelah enbal dan umbi-umbian lainnya.
Ketika orang kampong pergi berburu, mereka ditemukan karena lolongan anjing pemburu. Mereka kemudian dibawah menghadap penguasa saat itu yakni Jingraw I yang dijabat oleh Ngurkud Oat. Penduduk akhirnya melapor kepada Jangraw I yakni Ngurkud Oat tentang keadaan dari kedua lelaki tersebut. Mereka kemudian ditanya asal usul mereka dan maksud kedatangan mereka. Melalui beberapa tes yang dilakukan oleh Ngurkud Oat dan sebuah sumpahan bahwa jika benr kamu orang baik-baik, maka keturunanmu akan seperti bunga mangga ( yang saat itu lagi berbunga) dan jika tidak keturunanmu akan punah bagaikan kembang mangga di musin hujan. Akhirnya Yamlim diterima oleh Ngurkud Oat dalam suatu pengawasan yang ketat.mereka sering diajak berburu bersama oleh penduduk kampung, ternyata Yamlim dan adiknya sangat pandai dalam hal memnah dan menggunakan pedang/parang.